Postingan

FANTASI BERDARAH: DUNIA TAK LAGI AMAN, SIAPA YANG KAU LINDUNGI?

Gambar
Sumber Gambar: Detik.com Dunia yang dulu ku kenal aman, sekarang berubah menjadi ancaman.  Dunia yang dulu ku kenal dengan keindahan, sekarang penuh dengan penghinaan.  Dunia yang dulu ku kenal sebagai tempat perlindungan, sekarang penuh dengan perundungan.  Dengan perubahan yang sangat pesat ini, membuat kita berfikir bagaaimana kita bisa membolak balikan dunia ini menjadi sebuah tempat yang aman dan asri terutama Indonesia.  Iya Indonesia, tempat aku lahir, t empat aku menuntut ilmu, t empat aku berpijak berjuang demi masa depan. S ekarang, Indonesia yang ku kenal berbeda jauh dari apa yang aku pikirkan, p erubahan yang sangat cepat dan hiperaktif.  Oke lanjut ke pembahasan,  Maraknya perubahan kini mampu menghipnotis jutaan manusia dengan sebuah benda kecil y ang memiliki dampak negatif dan positif. Cepatnya akses informasi ini sering disebut dengan era disrupsi. Era disrupsi merupakan era terjadinya perubahan secara besar-besaran akibat adanya inov...

ANALISIS TERHADAP TRADISI DANDANGAN DI KUDUS (NU ONLINE)

  ANALISIS TERHADAP TRADISI DANDANGAN DI KUDUS   Pembahasan Video Channel NU Online      Tradisi Dandangan di Kudus dapat dipandang sebagai jenis komunikasi massa tradisional yang telah ada sejak lama, bahkan sebelum hadirnya televisi, radio, atau internet. Saat itu, suara bedug dari Menara Kudus tidak hanya menandakan bahwa Ramadan akan segera datang, tetapi juga menjadi cara masyarakat untuk saling menginformasikan. Ini merupakan cara berkomunikasi yang memanfaatkan simbol dan tradisi, serta mampu menyatukan komunitas dalam satu pemahaman yang sama.   Dalam teori komunikasi, fenomena seperti ini dikenal sebagai komunikasi ritual. Dengan kata lain, komunikasi bukan hanya untuk menyampaikan informasi, melainkan juga membangun kebersamaan dan identitas suatu masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, peran Dandangan mulai mengalami perubahan. Saat ini, berita mengenai kedatangan Ramadan dapat diperoleh lebih cepat melalui media sosial...
Gambar
  MEMBANGUN MASYARAKAT INTELEKTUAL DI ERA SOCIETY 5.0: PERAN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (IMM) Indonesia saat ini sedang mengalami masa transformasi besar dalam era society 5.0. Era ini ditandai dengan berkembangnya teknologi yang mutakhir dan berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk berpikir kritis, inovatif, dan adaptif dalam menghadapi perubahan yang mutakhir. Ada empat perubahan yang dimana salah satunya era 4.0 dan 5.0. Sebelumnya di era 4.0 (information society) yang dimana era ini tengah dijalankan seluruh dunia. Teknologi informasi, jaringan internet, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Setelah itu, muncullah society 5.0 sebagai era disrupi. Era society 5.0 tahap lanjutan yang mengedepankan pemanfaatan teknologi dan membawa dampak di kehidupan sehari-hari, salah satunya pada masyarakat dan pendidikan.  Dalam konteks ini, peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah salah satu organisasi otonom Muham...

MODERASI BERAGAMA: TOLERANSI ANTARA MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA

Gambar
  MODERASI BERAGAMA: TOLERANSI ANTARA MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA (Farah Fadhilah)  Indonesia adalah negara kepulauan dimana umat muslim mayoritas dan penduduk terbanyak di dunia. Moderasi islam adalah jalan tengah ditengah-tengah keberagaman yang beragam. Islam yang moderat adalah paham keagamaan yang relevan dalam konteks keberagaman dalam segala aspek baik agama, adat istiadat, suku dan bangsa itu sendiri. Tidak salah lagi, ragam pemahaman ini menjadi fakta sejarah dalam Islam. Keragaman tersebut disebabkan dialektika antara teks dan realitas itu sendiri, dan cara pandang terhadap posisi akal dan wahyu dalam menyelesaikan masalah. Dalam moderasi beragama, Islam lebih mengacu pada sikap tawazun dalam menjalani ajaran tanpa ekstremisme. Di Indonesia terdapat dua organisasi besar yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang memiliki peran penting dalam moderasi beragama dan toleransi. Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahla...